Featured Post

Tutorial SAP 2000 #1

Sosrobahu Sebuah Penemuan Anak Bangsa

 

Sosrobahu adalah sebuah teknik atau metode konstruksi yang digunakan untuk memutar bahu lengan beton pada pekerjaan jalan layang, yang sebelumnya diletakkan sejajar jalan yang berada di bawahnya kemudian diputar 90° sehingga pembangunannya tidak mengganggu lalu lintas jalan di bawahnya.

Kisah Penemuannya

Pada tahun 1987 BUMN PT. Hutama Karya mendapat pekerjaan pembuatan jalan layang di atas jalan bypass A.Yani antara Cawang sampai Tanjung Priok dimana pembangunannya harus memastikan bahwa jalan di bawahnya harus tetap berfungsi.

Dengan permasalahan tersebut Ir. Tjokorda Raka Sukawati mengajukan ide dengan membangun tiangnya dulu dan kemudian mengecor lengannya dalam posisi sejajar dengan jalur jalan, setelah itu diputar 90° membentuk bahu. Dan hal ini menjadi kendala karena lengan tersebut memiliki berat sebesar 480 ton.

Ada satu hal yang menarik dibalik kisah penemuan sosrobahu ini, Ketika itu Ir. Tjokorda Raka Sukawati sedang memperbaiki mobilnya, kemudian mobil tersebut diangkat dengan dongkrak hidraulik sehingga dua roda belakang bertumpu pada lantai yang licin, begitu mobil itu tersentuh badan mobil berputar pada sumbu batang dongkrak. Dalam ilmu fisika dengan meniadakan gaya geseknya, benda seberat apapun dapar digeser. Kejadian tersebut menjadi inspirasi munculnya Teknik sosrobahu.

Kemudian Ir. Tjokorda Raka Sukawati membuat percobaan dengan silinder berdiameter 20cm (sebagai dongkrak hidraulis) ditindih beban beton seberat 80 ton, hasilnya beton tersebut dapat berputar sedikit tetapi tidak bisa turun dan lepas dikarenakan poisi dongkrak miring. Setelah itu Ir. Tjokorda Raka Sukawati menyempurnakan penemuannya dengan menggabungkan Hukum Pascal dengan beberapa parameter dan dinamainya Rumus Sukawati. Rumus ini orisinil yang keluar dari ide beliau, karena pada saat itu belum ada buku yang membahasnya.

Uji coba langsung dilapangan, sekitar tanggal 27 juli 1988 malam hari pompa hidraulis dioperasikan hingga titik tekan 78 kg/cm². Lengan Pier Head meskipun begistingya sudah dilepas, ia tetap mengembang di atas atap Pier Shaft lalu dengan dorongan sedikit lengan beton itu dapat berputar 90°. Ketika Pier Shaft itu sudah dalam posisi sempurna secara perlahan minyak dipompa keluar dan lengan beton merapat ke tiangnya, sistem ini dinamakan LPBH (Landasan Putar Bebas Hambatan), kemudian sistem ini diterapkan pada konstruksi jembatan layang yang lainnya.

Hak Paten

Pada awal November 1989 pada pemasangan yang ke-85 disaksikan langsung oleh Presiden Soeharto pada waktu itu, dan diberi nama teknologi itu dengan nama Sosrobahu terinspirasi dari nama tokoh Ramayana, sejak saat itu LPBH dikenal dengan Teknologi Sosrobahu.

Insinyur Amerika dalam membangun jembatan di Seattle juga menggunakan teknologi ini, mereka bahkan patuh pada tekanan minyak 78 kg/cm² yang menurut Ir. Tjokorda Raka Sukawati itu masih menjadi misteri.

Kemudian Ir. Tjokorda Raka Sukawati melakukan penelitian lanjutan pada laboratorium yang dibangunnya sendiri, yang menghasilkan angka teknis tekanan 78,05 kg/m², nyaris persis dengan angka misteri sebelumnya.

Indonesia Melalui Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek mengeluarkan patennya pada tahun 1995, dan Jepang memberinya pada tahun 1992, dan hal ini juga diakui oleh negara-negara lain seperti Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura. Saat teknologi Sosrobahu ini diterapkan di Filipina pada saat itu Presiden Fidel Ramos berkata “Inilah temuan Indonesia, sekaligus buah cipta putra ASEAN”.

Teknologi Sosrobahu ini terus dikembangkan sehingga munculah versi ke-2, versi ke-2 ini hanya memasang kupingan yang berlubang ditengah, lebih sederhana dan hanya memerlukan waktu kurang lebih 45 menit dibandingkan dengan yang pertama membutuhkan waktu 2 hari. Konstruksi ini akan bertahan hingga 100 tahun.

Sang Penemu

Ir. Tjokorda Raka Sukawati lahir pada tanggal 3 Mei 1931 Ubud, Gianyar Bali, dan Beliau meniggal pada 11 November 2014.

Beliau meraih gelar Insiyur di Fakultas Teknik ITB (Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1962, dan memperoleh gelar Doktornya di Universitas gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada tahun 1996.

Beliau penganut agama Hindu yang taat, beliau selalu menyempatkan diri bersembahyang di atas konstruksi. Pada saat itu beliau terbilang nekad dengan mengatakan bersedia mundur dari direksi PT. Hutama Karya pada Menteri Pekerjaan Umum pada saat itu, jika temuannya tidak berhasil. Namun ternyata temuan Sosrobahu itu dapat berkerja sebagaimana mestinya.

Beliau juga pendiri Fakultas Teknik Universitas Udayana. Walaupun sudah pensiun namun belia tetap berkarya dengan menghasilkan teknologi Sosrobahu versi ke-2 yang lebih praktis disbanding versi pertamanya. (Sumber : Wikipedia)


Komentar